Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan bersama akademisi Universitas Nusa Cendana, Kupang, NTT, membahas program kedaulatan pangan daging sapi. Pemerintah & sejumlah kalangan berharap, NTT bisa kembali menjadi lumbung ternak.
Pembahasan dilakukan Menteri LHK Siti Nurbaya bersama Rektor Universitas Nusa Cendana. Prof Fred Benu & timnya di Kupang, NTT, akhir pekan lalu. Keterlibatan Menteri LHK, karena terkait lahan untuk grazeland atau penggembalaan minimal 50.000 hektar, kawasan KPH Mutis Timau.
"Targetnya, untuk mengembalikan NTT sebagai lumbung ternak Indonesia & mengembalikan kualitas bakalan sapi seperti sedia kala, saat ini kualitas bakalan di NTT sangat menurun," ungkap Rektor dalam rilis KLH.
"Untuk IUPKH KPH Mutis Timau bisa diselesaikan sesuai aturan, terutama keterlibatan masyarakat. Konsep kerjanya secara mendasar sesuai arahan Presiden, hutan untuk kesejahteraan rakyat. Kita akan bahas lanjut di kantor kementerian nanti dengan melibatkan beberapa Dirjen termasuk Dirjen Peternakan," ujar Siti Nurbaya.
Paparan rektor yang menunjukkan produk majemuk dari usaha yang disebut silvopastur, meliputi sapi 500.000 ekor, jantan 52.000 ekor pertahun sebagai bibit unggul, daging 6.200 ton/tahun, kayu, pangan palawija, madu hutan, pupuk organik & biogas.
Menteri LHK menekankan, usaha ini dapat dilakukan dalam langkah yang sistimatis mulai dari data awal atau base line data, perekaman pertumbuhan vegetasi & konsistensi menjaga tanaman & riap serta proses pengembangan biogas untuk memanfaatkan gas methan dari kotoran ternak menjadi energi untuk masyarakat sekitar. Sebagai upaya menahan karbon ke atmosfer.
"Ini sekaligus merupakan langkah pelembagaan & internalisasi pemahaman masyarakat secara sederhana mengenai agenda pengendalian perubahan iklim" tegas Siti.
"Targetnya, untuk mengembalikan NTT sebagai lumbung ternak Indonesia & mengembalikan kualitas bakalan sapi seperti sedia kala, saat ini kualitas bakalan di NTT sangat menurun," ungkap Rektor dalam rilis KLH.
"Untuk IUPKH KPH Mutis Timau bisa diselesaikan sesuai aturan, terutama keterlibatan masyarakat. Konsep kerjanya secara mendasar sesuai arahan Presiden, hutan untuk kesejahteraan rakyat. Kita akan bahas lanjut di kantor kementerian nanti dengan melibatkan beberapa Dirjen termasuk Dirjen Peternakan," ujar Siti Nurbaya.
Paparan rektor yang menunjukkan produk majemuk dari usaha yang disebut silvopastur, meliputi sapi 500.000 ekor, jantan 52.000 ekor pertahun sebagai bibit unggul, daging 6.200 ton/tahun, kayu, pangan palawija, madu hutan, pupuk organik & biogas.
Menteri LHK menekankan, usaha ini dapat dilakukan dalam langkah yang sistimatis mulai dari data awal atau base line data, perekaman pertumbuhan vegetasi & konsistensi menjaga tanaman & riap serta proses pengembangan biogas untuk memanfaatkan gas methan dari kotoran ternak menjadi energi untuk masyarakat sekitar. Sebagai upaya menahan karbon ke atmosfer.
"Ini sekaligus merupakan langkah pelembagaan & internalisasi pemahaman masyarakat secara sederhana mengenai agenda pengendalian perubahan iklim" tegas Siti.
0 comments:
Posting Komentar